Rabu, 01 Juli 2009

UNGU CLIQUERS



UNGU CLIQUERS

Setelah sukses dengan gebrakan album mini bersuasana religi berjudul SurgaMu pada tahun lalu, grup band Ungu kembali mempersembahkan album ketiga berjenis serupa yang diberi judul Aku dan Tuhanku.Album yang tetap berada di bawah bendera Trinity Optima Production ini berisi lima lagu terbaru dengan menjagokan hit berjudul Dengan NafasMu sebagai lagu unggulan.
Selain memunculkan versi lagu asli, album ini menyajikan versi karaokenya. Lagu Dengan NafasMu berkarakter riang dan ceria, mengajak manusia untuk tidak melanggar larangan Tuhan. Lagu ini juga terpilih menjadi soundtrack sinetron Para Pencari Tuhan season kedua (besutan Dedi Mizwar), yang disiarkan SCTV.
Di album yang sengaja dikeluarkan untuk menyambut bulan Ramadan 1429 Hijriah, ada sebuah lagu karya Oncy yang kental dengan sentuhan ornamen rock. Dalam lagu berjudul CahayaMu, Oncy menuangkan segenap kreativitasnya.
Pada lagu ini juga terdengar string sayatan biola Henry Lamiri yang diaransemen oleh Iwan Hassan.Vokalis Ungu, Pasha, menjamin album ini berbeda dari yang lain. Sementara tahun lalu album mini religi Ungu bertema “melo” dan berciri Melayu yang banyak memasukkan unsur marawis, salawat, dan talbiyah, kali ini jelas beda. Dengan penampilan beda, Ungu ingin menghadirkan sebuah ciri musik religi ala Indonesia.
Discussion

Selasa, 30 Juni 2009

Kinerja Polisi

Kinerja Polisi Belum OptimalKinerja Polisi

SEMARANG - Pengamat kepolisian Universitas Diponegoro Semarang, Budi Wisaksana mengatakan, kinerja kepolisian masih belum optimal di tengah perkembangan masyarakat yang semakin kompleks. "Peningkatan kinerja kepolisian memang ada, namun secara keseluruhan masih belum optimal," kata Ketua Pusat Studi Kepolisian Undip itu menanggapi HUT ke-63 Bhayangkara yang diperingati setiap 1 Juli 2009.

Menurut dia, peningkatan kinerja tersebut ditunjukkan dengan perbaikan sistem pelayanan terhadap masyarakat, antara lain pengurusan surat izin mengemudi (SIM) yang lebih mudah dan praktis. "Semula, masyarakat harus datang langsung ke kantor polisi, namun saat ini sudah disediakan mobil SIM keliling yang beroperasi di titik keramaian," katanya.

Peningkatan kinerja kepolisian juga ditunjukkan dengan perekrutan calon anggota polisi yang sudah semakin transparan dan objektif, meskipun masih tetap terdapat kebocoran-kebocoran.

"Masyarakat semula menganggap bahwa perekrutan anggota polisi sarat dengan penyimpangan," kata Budi. "Misalnya dari keluarga polisi sangat mudah untuk mendaftar meskipun tidak memenuhi syarat yang ditetapkan, dan bentuk penyimpangan lainnya," katanya.

Namun, kata dia, citra negatif masyarakat tentang perekrutan anggota polisi tersebut sudah mulai luntur. Hal itu ditunjukkan dengan transparansi dan objektivitas proses perekrutan, baik di Akademi Kepolisian sampai perekrutan calon bintara polisi.

"Beberapa hal tersebut memang menunjukkan peningkatan kinerja kepolisian. Namun secara keseluruhan masyarakat masih belum puas dengan kinerja kepolisian yang telah dicapai," katanya.

Menurut dia, ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja kepolisian ditunjukkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh timnya. "Kami mengambil sampel 100 responden masyarakat, dan dari 100 responden hanya lima orang yang mengaku puas dengan hasil kinerja kepolisian, selebihnya menyatakan tidak puas," katanya.

Ketidakpuasan masyarakat tersebut dilatarbelakangi dengan pengalaman pribadi responden yang pernah berurusan dengan polisi dan mendapatkan pengalaman yang tidak mengenakkan, misalnya hal terkecil terkait masalah pelanggaran lalu lintas.

Selain itu, masih banyak anggota polisi yang belum menyadari hakikat, fungsi, dan wewenangnya berada di tengah masyarakat. "Kehadiran polisi di tengah masyarakat sebenarnya menempati struktur sosial tertinggi, karena mereka (polisi) berkewajiban mengatur sistem sosial masyarakat agar berjalan baik," katanya.

Ia menambahkan, masyarakat juga masih menganggap kantor polisi identik dengan suasana menyeramkan dan angker. Sehingga mereka (masyarakat) sering ketakutan apabila dipanggil pihak polisi, meskipun mereka sendiri belum tentu bersalah.

"Hal inilah yang menjadi tugas kepolisian untuk mengubah stigma negatif yang sudah terlanjur mengakar di masyarakat, dengan memperbaiki kinerja dengan lebih optimal," katanya. (ant/itz

Nama:Octa Wibisono
NIM :1083111006